Jumat, 29 Januari 2010

Melayani hingga akhir


Alkisah seorang ibu yang dalam keadaan sakit, saat merasa ajalnya akan tiba, beliau sempat berpamitan dengan suaminya, dengan menyampaikan, permohonan maaf, maaf tidak dapat melayani selama sakit. Begitulah sebagai seorang ibu dan istri yang sangat tulus, setia dan mulia mengetahui betul tugasnya sebagai istri, mendampingi suami, menyiapkan makanan suami, menemani suami hingga sama-sama mencapai usia udzur, dan kini harus mendahului menghadap Sang Khaliq. Ibu ini sempat menitipkan kepada putra-putrinya agar mengurus ayah mereka, sepeninggalannya kelak. Dan amanah itu alhamdulillah dapat dilaksanakan hingga ayah mereka menyusul 8 tahun kemudian. Saat Ibu ini berpulang, ayah mereka mengatakan, tidak terfikir untuk mencari pengganti ibu, karena tidak ingin terpisah dari putra-putrinya, disamping ayah ini berusaha semandiri mungkin agar tidak merepotkan putra-putrinya.
Hal ini pernah coba di ”rasakan” seandainya istri mendahului, maka tidak bisa membayangkan bagaimana, dari saat awal berjuang bersama membina rumah tangga dari nol, bersama-sama sejak berkenalan, hingga kuliah, bekerja, membangun rumah tangga, membesarkan anak-anak, pergi haji bareng, semua bersama-sama, sudah saling tahu kesukaan, kebiasaan, selera, pelayanan, luar-dalam, dan rasanya tak mudah untuk digantikan. Malah sebaiknya diisi dengan pendekatan diri kepada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, beramal bagi masyarakat, bangsa dan negara, sambil memperhatikan pertumbuhan anak dan cucu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar